Secarik kertas dan segores guratan pena adalah kenangan, yang sesekali kuingat-ingat lagi di hari ini. Secarik kertas surat itu adalah kisah, mengantarkanku menuju perjalanan yang cukup
panjang. Berikut sebuah cerita yang berusaha kupikir lama, cerita demikian
usang namun melekat dikepalaku.
8 tahun yang lalu, tahun yang cukup banyak jumlahnya untuk melalui beberapa
kisah, pahit, manis, menyenangkan, menyedihkan, begitulah kehidupan. Aku merasakan
jatuh cinta pertama kali dengan seorang gadis lucu dengan beberapa "choco-chips" unyu yang menghiasi wajah cantiknya, dia bernama "@cichamayasari". Begitu unyu nama itu terus tergiang dikepala dengan bermilyar-milyar rindu yang menggebu untuk memikirkannya. Masih kuingat dimana secarik kertas merah jambu, bersampul amplop warna senada dengan gambar teddy bear
kecil lucu dipojok sebelah kiri atasnya. Itu adalah surat cinta yang pertama kudapat dari
dia (betapa senangnya hatiku kala itu). Kita berpacaran di tahun kedua mengecap masa-masa kuliah yang padat. Walau jauh (LDR kerennya orang menyebut,,) cinta dan sayang ku selalu tertuju hanya untuknya.
–berhenti
sejenak-
Mengingat-ingat…
Tidak
berhasil, aku memang gampang lupa, kenanganku mudah lepas dari ingatan. Aku
tidak bisa menangkap cerita bagaimana surat rindu beramplop merah muda itu diletakkan diatas meja belajar dalam kamarku. Tapi entahlah bermula dari mana aku dan dia berkenalan.
Sesuatu yang paling kuingat adalah menginjak usia 12 tahun, itu pertama aku
menginjak bangku sekolah menengah pertama dan aku jatuh cinta pada pandangan pertama kepadanya. Saat itu merasa
bahwa aku belum pantas menyukai seorang wanita, tapi dia begitu special dan sangat mengagumkan dengan segala "inner beauty" yang dia miliki.
Inilah my first love at the first sight..
-terhenti
lagi-
Begitu
saja, hari-hari kulalui dengan banyak tawa, iya sejak bersama dia aku jadi
lebih mudah merasa bahagia. Tidak ada sesuatu istimewa yang terjadi di
tahun-tahun awal aku mengenalnya, tapi menginjak usia tahun kedua. Dia mulai
menunjukan perhatiannya, saling tukar kirim surat ataupun sms mulai menemani hari-hariku
selanjutnya. Haha, iya iya itu pikiran polosku kala itu. Banyak detik-detik
bermakna yang aku tak mampu gumamkan. Bijaksana saja berpikirnya, bagaimana
layaknya orang seusiaku jatuh cinta.
-kesekian
kali, aku mencoba ingat-ingat sisa ceritanya-
Di
tahun ketiga, aku sudah semakin dekat. Aku pun merasakan
kenyamanan setiap duduk bersebelahan dengannya, entah nyaman sebagai apa. Aku tidak tahu
yang dia pikirkan apakah sama seperti yang aku rasakan. Waktu dan kebersamaan rupanya
mengajarkan cara mengenal baik hidup dan kebiasaan kita masing-masing. Walau gak banyak waktu yang bisa aku habiskan untuk menikmati hari-hari indah bersamanya.
-turun
hujan. Tulisan ku hentikan sesaat-
Oya aku teringat bagaimana pertama kali aku dapat mengobrol dengannya. Ya itu di akhir-akhir
masa duduk di bangku sekolah menengah pertama (jaman putih abu-abu), awal-awal aku merasa bahwa aku
mulai mengukuhkan tujuan hidupku adalah dia, itu masa terindah yang tak mampu
aku lupa. Sepayah-payahnya ingatanku, aku tetap ingat bahwa banyak malam yang
memutar mimpi-mimpi tentang peri cinta yang membawa panah asmaranya dengan target adalah
aku dan dia, hahaha (tertawa saja).Tapi tidak berlanjut lama, harapan yang
baru saja hendak aku bangun harus tertunda karena aku dan dia saling bersemangat mencari tempat kuliah. Yak dan beda kota pun kita jalani dengan hanya bermodal berita dari sejawat atau teman-teman dekatnya. Aku ingat betul obrolan dan candaan kita yang pertama setelah bertahun-tahun memendam perasaan kepadanya. hehehe..
Modal percaya bahwa Tuhan selalu mengisahkan takdir seseorang dengan cara yang unik, dan terjadilah itu kepadaku. Walau long long long distance kami pun bisa bersatu dalam sebuah komitmen "relationship"
-ending-
Aku
mengingat-ingat klimaks ceritanya, disaat-saat aku merasa bahagia karena dia. Banyak hal bagaimana berartinya sebuah pertemuan dikala rindu tertahan untuk beberapa saat, harus tumpah untuk beberapa jam saja. Perjalanan antar kota yang menguras waktu dan tenaga bahkan sirna ketika senyuman dari bibir tipisnya yang manis, merekah begitu aku tiba. Senyumannya adalah keajaiban yang selama ini aku banggakan dari dirinya.
Sebuah tulisan yang tergores di buku harianku setelah pertemuan itu :
“Aku
tidak selamanya bisa menggenggam tanganmu, tapi aku tahu melalui jari-jari
lembutmu kau mampu menuliskan kisah kasih kita dengan baik, bahkan sangat baik yang
sewaktu-waktu aku bisa baca ulang nanti. Hunny, terbitkan tulisan apapun yang keluar dari apa yang kau rasakan. Aku
menyayangimu sejak pertama aku menatap matamu pertama kali.” _dariku, yang mencintaimu
Itu goresan tinta bahagia pertamaku. Dadaku berdebar, jantungku memompa darah dua kali lipat
lebih cepat dari biasa. Bahkan setiap makanan yang kusuap, terasa tidak masuk
ke mulut dan tanpa sadar apa yang aku kunyah. Semua serba melayang,
sayap-sayapku perlahan merekah, mulai siap terbang. Aku percepat semua
pekerjaanku, memutar jarum jam agar tidak berjalan payah-payahan. Untuk sesaat,
satu hari itu aku benar-benar bahagia.
Hanya
satu hari, esok harinya setelah senja yang indah itu aku baru tersadar bahwa aku telah beranjak pergi kembali meninggalkannya di kota itu. Pergi ke kota yang jauh, hanya bayangan dirinya yang selalu menemaniku.
Sayapku melemah, air mataku tak mampu jatuh saking sesaknya. Aku lupa
bagaimana cara melukiskan bagaimana harus meninggalkanmu untuk kembali pulang waktu itu. Semua
mimpi-mimpiku berubah jadi menyeramkan, dan aku enggan melewati malam, karena
aku tahu saat-saat itu bayangan rindu dan ketakutanku akan berjalan beriringan berlalu-lalang. Aku terjerembab dalam
lipatan-lipatan kesakitan, mencoba memapah luka namun tetap kembali jatuh
perlahan. Aku sangat kehilangan. Namu satu kata mu itu yang menenangkan ku "percaya aku".
Satu-satunya
yang aku punya adalah kertas yang mampu kugurat untuk selipkan di kisi-kisi perasaan rinduku untukmu. Yang perlahan menjadi kian lusuh dan huruf-hurufnya menghilang dimakan
waktu. Beruntung kata yang ia ucapkan berhasil kurekam dalam ingatan, itu
satu-satunya alasan aku bisa menulis apapun yang aku dan ia sama-sama suka,
sama-sama pernah terlewati dan tentu yang pernah ia ceritakan.
Terima
kasih sudah mempercayai jemari yang kau genggam dulu bisa menuliskan kenangan,
berharap kelak suatu saat dapat kita baca kembali. Karena kini aku tak mampu mencintaimu utuh. Mungkin hanya waktu dan percaya ku yang akan tetap kupersembahkan untukmu :)
Always and always love you and waitin' with a smile...hehehe....
CEMUNGUDHHHH EAAAAA!!!!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar