Halaman

Jumat, 13 April 2012

Merana "Pria Mars" mengharap cinta "Wanita Venus"


Pernah baca buku dengan judul di atas? Hahaha,,, pasti gag akan ada yang tahu kalau judul bukunya seperti itu. Nih adalah kutipan judul dari buku "Men are from Mars and Women are from Venus" sebuah  buku karangan Dr.John Gray. Buku ini berupa panduan bagaimana mengatasi kesenjangan pemahaman komunikasi antara pria dan wanita.  
Kalo km baca buku ini pasti dalam hati bakal komentar “Gila, kok aku banget ya ceritanya” atau ” Iya kenapa sih wanita itu susah dimengerti, ribet de el el deh pokoknya” --sambil bawa-bawa golok deh #kidding...hehehehe...
Aku baca buku ini udah lamaaa banget. So mungkin isi bukunya juga sudah banyak yang lupa. Intinya sih membahas tentang perbedaan bahasa dan gaya tubuh pria dan wanita. Ngomongin soal pria yang selalu bertanya tanya kenapa sih wanita itu susah dimengerti? dan ngebahas soal wanita yang juga sering bertanya kenapa ya pria itu tidak peka?Ada apa sebenarnya?
Menurut teori, pria cenderung berpikiran logis versus wanita kerapkali mendahulukan perasaan. Pria cenderung straight to the point sementara wanita sering menggunakan banyak “kiasan” untuk menyampaikan maksudnya. Ini hanya sebagian kecil saja dari permasalahan pria dan wanita (secuil masalah dari banyak hal *kayak upil nembel di melon deh*)....
 Ake terinspirasi menulis ini awalnya gara gara nonton film “The Break up” semalem. Komedi romantis ini bercerita tentang hubungan antara si cantik Brooke (Jennifer Aniston) dan mas gentle Gary (Brad Pitt) yang sering banget beda pendapat dalam menyelesaikan persoalan. Padahal secara pribadi mereka adalah orang orang yang baik, normal dalam artian gak pernah bertingkah aneh-aneh dan sama-sama menyenangkan. Dan bagai dongeng cinderela, mereka pun akhirnya "married" --*hup-hup horay*.

Sebuah hal yang selalu didambakan oleh seseorang yang mencintai kekasihnya. so did I... *hiks*..

Jika kamu termasuk orang yang gak pernah bosan buat belajar, film ini bisa kamu jadikan referensi pembelajaran paling oke. Karena kita akan menjadi sempurna dengan belajar dari masalah yang kita pernah rasakan. "People would be perfect if he was willing to learn from mistakes and be able to cope with life issues" 


Sebelum kamu yakin untuk melangkah menuju ikatan "sakral" nya married.. coba deh tengok dirimu pada cermin, apakah kamu benar-benar siap untuk menjalaninya.
Ada beberapa hal yang aku pernah rasain ketika menjalani sulitnya pacaran ... pa lagi LDR sangat menguras hati dan kamar mandi...hihihihi..


Aku : Pengen dia ngerti saat aku capek, aku butuh bantuan tanpa harus aku minta. (minta di mengerti --telpon apa sms donk biar bisa lupa sama capek ini *egois number one*) hahaha...
Dia : Kalo emang kamu butuh bantuan, atau mau di telpon kenapa gak ngomong? Aku pikir kamu memang lagi gak butuh aku (mana ada orang yang bisa tahu isi kepala orang? Aku kan bukan Tuhan?)
Aku : Pengen dia ngerti saat aku lagi sedih dan punya masalah dia bisa menghiburku tanpa harus cerita duluan (bisa liatkan dari muka ku yang ditekuk, mata nanar, wajah memelas, bibir kelu..sebenarnya lagi ada masalah atau gara-gara OD yak?:-))
Dia: Kalo kamu punya masalah ya critain aja. Kalo kamu diam bisa aja aku berpikir kamu lagi pengen sendiri.
Aku: Pengen dia gak TIAP HARI main keluar sama teman-temanya. Sisain sedikit waktu dong buat aku? pliss... (kapan gue bisa sharing soal keseharian gue kalo tiap hari dia sibuk ma main)
Dia : Ada kok saat saat kita bisa ngobrol berdua.. (dengan wajah ragu ragu)

Fiuuhh…itu hanya segelintir contoh perbedaan antara aku dan dia. Kadang aku berpikir, gimana caranya hadapi ini yang pastinya bakal tak terselesaikan seumur hidup ini? Karena masalah ini emang gak akan pernah selesai. Tuhan memang sudah mengkodratkan bahwa tiap sel sel yang tumbuh di otak pria akan berbeda dengan wanita. Intinya adalah bagaimana pada akhirnya kita bisa meminimalkan perselisihan, mengurai permasalahan dan yang pasti mempertebal kesabaran he..he..
Aku sekarang lebih memilih mengungkapkan apa yang aku rasakan, apa yang aku inginkan (tidak perlu menyuruh dia baca bahasa tubuhku) dan selalu setia mendengarkan apa yang dia utarakan, juga segala persetujuan dan keberatan dia saat kita berusaha menyelesaikan masalah (karena wanita bicara beriringan dengan perasaan atau susana hatinya). 
Aku memang bukan pakar komunikasi, tapi pengalamanku yang sedikit ini bisa menunjukkan bahwa dengan komunikasi yang sehat, bisa membuat kita saling memahami. Bicara dengan nada keras dan ketus tidak termasuk komunikasi lho..(jelas dalam tahap ini aku juga masih banyak belajar he..he..) 
Yang aku maksud di sini bicara secara dewasa, mengungkapkan apa yang mengganjal dan apa yang disukai atau tidak disukai dari perilaku pasangan. Syaratnya juga kita harus mendengarkan dan belajar memahami jalan pikiran pasangan kita.
Dari film di "The Break Up"  ini aku dapat simpulkan, sebesar apapun kekesalan kita menghadapi pasangan, emosi yang kadang tak tertahankan, sedikit bisa mereda bila kita berpikir bahwa kita memang mencintai dia dengan segala kelebihan dan kekurangannya, bahwa Tuhan telah mempertemukan kita untuk mengarungi kehidupan, bahwa kita telah memutuskan menjalani komitmen dan Tuhan yang akan menyaksikannya. Mungkin kata kata-kata ini terkesan standart. Tapi kalo kita mau mencerna memang itulah intinya. Ingat lagi tujuan kita berkomitmen untuk apa, ingat lagi kenapa akhirnya kita memutuskan berpacaran dengan pasangan kita saat ini, ingat lagi bahwa Allah lebih tau mana jodoh yang terbaik buat kita (dan Allah tidak pernah salah). So terima semua dan jalani semampu kita.

For your information, setiap sholat aku selalu berdoa agar apa yang telah aku jalani selama ini adalah sesuatu yang baik untukku dan untuknya, berharap agar aku dapat menjadi imam dia nantinya (amien). Memohon doa untuk kesabaran kami berdua dan memohon agar selalu diberi jalan keluar di setiap permasalahan. 
Jangan lupakan bahwa setiap masalah adalah suatu pendewasaan dari Nya. Percaya deh sebuah kesulitan tidak akan diberikan ke kita diluar kemampuan yang kita miliki untuk menyelesaikannya.
Sori ya kalo cerita ini terkesan menggurui. Aku cuma mau share ma temen-temen yang aku yakin juga punya masalah yang sama. Tapi ini gak bisa cuma dijalani satu pihak. Harus ada komitmen bersama untuk saling terbuka dan berkomunikasi dengan baik apapun masalahnya. Allahu’alam Bissawab.

Cemungudhhhh..................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar